K
|
omutinas AEC sebetulnya
ada tetapi tidak sama seperti dengan komunitas yang lainnya yang sering
mengadakan acara besar-besaran ditempat-tempat seperti Gelora Bung Karno
Jakarta Selatan dan lain-lainnya. Komutinas AEC hanya dapat meluangkan waktunya
ketika mereka sedang pada break kerja dan pulang ke Indonesia, kemudian mereka
pada mengundang Tim AEC dan yang lainnya yang dianggap kenal dekat untuk dapat pertemuan
seperti di beberapa tempat makan di “Mall” di Jakarta, dan tempat-tempat relaks
lainnya.
Karena pada sibuk
bekerja mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit saja dan berbagi
pengalaman satu dengan yang lainnya khususnya dengan Tim AEC yang telah
membantunya. Sungguh diluar dugaan mereka cukup berhasil dalam pekerjaannya
hingga mendapatkan posisi jabatan di puncak pimpinan korporasi. Dengan berbagi
pengalaman ketika sedang pada berkumpul, dapat disimpulkan kerja keras dan
investasi edukasi belajar Bahasa Inggris sistim private yang semula dianggap
mahal ternyata jauh lebih murah dan bahkan ada yang mengatakan tidak ada
apa-apanya. Hingga dianggap uang jajan saja mungkin karnea keberhasilannya yang
dipacu dengan kerja kerasnya yang sangat luar biasa.
Dari hasil pertemuan
dan tukar pendapat dengan para alumni AEC, sebagian masih banyak yang menghubungi
Tim AEC untuk dapat meluangkan waktunya bersama mereka. Untuk dapat kopi darat
di beberapa tempat strategis di Jakarta. Era millennium ke-3 walau jarak kita
sangat berjauhan masih dapat terselesaikan sangat cepat dan on time atau the
real time, karena kini sistim telah menyatu satu dengan yang lainnya online 24
jam perhari dan tidak mengenal batas ruang dan waktu. Seperti Tim AEC katakana “The
world on your finger” itu memang benar adanya, apapun dapat diperoleh
dengan seketika.
Pertemuan-pertemuan
yang sering dilakukan Komutinas AEC yang lainnya tidak jauh dari berbagi
pengalaman dan dan tukar fikiran. Dan hal ini masih dalam ruang lingkup
personal bersama Tim AEC di tempat-tempat seperti restoran, café, executive lounge,
karouke, dan lain-lainnya. Dari pertemuan-pertemuan itu setelah berdiskusi
banyak dilanjutkan makan bersama pula sesuai dengan pesanan yang telah dipesan
sebelumnya oleh koordinatornya. Keberhasilan mereka sepertinya terlihat
mencerminkan hasil kerja keras dari sebelumnya, hampir sama dengan yang Tim AEC
catat “Masa depan ditentukan dari sekarang” itu.
Makan bersama sering
dilakukan bersama alumni atau Komutinas AEC yang pada telah berhasil dalam
pekerjaannya. Baik pekerjaan di dalam Negeri maupun pekerjaan di Luar Negeri,
dan ada pula yang level Manager tetapi berusaha meluangkan waktunya untuk dapat
bergabung kembali sekaligus makan bersama. Dalam acara makan bersama seperti
ini terdapat “Rasa” kebahagiaan dan kebanggan yang sukar untuk dapat
diuraikan dengan kata-kata. Komutinas AEC yang terdiri dari berbagai kalangan
dan kelas sosial ini mencerminkan betapa perbedaan ini sangat berharga dan
mahal harganya, bisa saling menghargai satu dengan yang lainya pula. Setelah
makan bersama kadang-kadang Komutinas AEC ini sering refresing bersama ke
tempat-tempat karouke.
Seperti kita ketahui
bersama, tempat-tempat karouke di Jakarta banyak sekali dan tempat ini selain
untuk bernyanyi dapat juga dilakukan untuk kumpul-kumpul bersama sekaligus
bernyanyi bersama pula. Untuk nostalgia pada konsep belajar Bahasa Inggris yang
dilakukan Tim AEC yang sering mengupas lirik-lirik lagu barat sekaligus
menyanyikannya ketika belajar private, dan ketika mereka berhasilpun lagu-lagu
itu dinyanyikan kembali bersama pula. Namun dalam acara ini sungguh sangat
enjoy dan tidak ada tugas untuk menterjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Komutinas AEC ini terlihat enjoy dan sangat menikmatinya bernyanyi bersama, dan
hal ini bagian dari gaul pula. Baik gaul secara lokal maupun gaul secara global
dan dapat menempatkan diri sesuai dengan koridornya.
Kadang-kadang para
Komutinas AEC juga jika tidak ke karouke, mereka memohon untuk dapat menonton film
yang difavoritkan secara bersama pula. Tentunya mereka berbicara pun ada yang
menggunakan Bahasa Inggris dan ada pula yang menggunakan Bahasa Indonesia,
mungkin mereka melihat situasi dan kondisi. Tetapi seringnya menggunakan Bahasa
Inggris diselingi bercanda kesana kemari sambil membahas politik yang sedang
dibicarakan bersama. Dari kebersamaan ini biasanya jika mereka memiliki waktu
banyak sering mengadakan traveling pula ke beberapa tempat yang mudah
dijangkaunya karena kesibukan mereka harus dapat membagi waktu dan kesempatan yang
tersedia pula.
=====o0o=====